Analisis Biaya Minimal dan Efektivitas Biaya Penggunaan Analgesik Pada Pasien Bedah Sesar di Salah Satu Rumah Sakit Samarinda

Authors

  • Nurfita Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Hanggara Arifian Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Jaka Fadraersada Kelompok Keilmuan Farmasi Klinik dan Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.30872/mpc.v8i.156

Keywords:

Analgesik, Cost Minimization Analysis (CMA), Cost Effectiveness Analysis (CEA)

Abstract

Bedah sesar merupakan tindakan pembedahan untuk melahirkan bayi dengan cara  membuka dinding perut dan rahim. Salah satu komplikasi pada pasien dengan luka operasi sesar  adalah rasa nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analgesik dengan biaya minimal dan mengetahui efektivitas biaya penggunaan analgesik pada pasien bedah sesar. Penelitian ini dilakukan secara observasional melalui penelusuran data secara prospektif. Data dianalisis menggunakan metode Cost Minimization Analysis (CMA) dan Cost Effectivness Analysis (CEA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analgesik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi tramadol dengan natrium metamizole dan kombinasi tramadol dengan ketorolak, dengan lama rawat inap 2-4 hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa analgesik yang memiliki biaya lebih minimal dan efektif  adalah kombinasi tramadol dengan ketorolak dengan nilai  CMA Rp10,499,009.60 dan nilai ACER sebesar Rp156,667.50.

References

[1] Asimin, Nur Fadhliyah., Lucky Kumaat, dan Diana Lalenoh. 2015. Perbandingan Nyeri pasca Seksio Sesarea pada Penderita yang Diberikan Ketorolak dan Tramadol dengan Petidin. Jurnal e-Clinic, 3(3): 830-831.

[2] Sihombing Novianti., Saptarini ika., putri dwi sisca K. 2017. Determinan Persalinan Sectio Caesarea di Indonesia (Analisis lanjut data Riskesda 2013). Jurnal Kesehatan reproduksi (1): 63-75.

[3] Sandy, Indra F., Iddo Posangi., Harold F. Tambajong. 2015. Perbandingan Skala Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Sesarea yang Diberikan Morfin Intratekal dengan Morfin Intratekal Ditambah Ketorolak Intravena. Jurnal e-clinic, 3(1): 543-544.

[4] Faramitha Andini., Prihartono Budhi., dan Destiani P dika. 2017. Analisis Minimalisasi Biaya Terapi Antihipertensi dengan Kaptopril-Hidroklortiazid dan Amlodipin-Hidroklortiazid di Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 6 No.3.

[5] Kurniawati Marina., Ikawati Zullies dan Raharjo Budi. 2012. Evaluasi Penggunaan Metamizol di Beberapa Tempat Pelayanan Farmasi di Kabupaten Cilacap. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Vol.2 No.1.

[6] Kemenkes RI. 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.

[7] Indra, Imai. 2013. Farmakologi Tramadol. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol. 13. No. 1.

[8] Jasiecka A, Ma?lanka T, dan Jaroszewski J.J. 2014. Pharmacological characteristics of metamizole. Polish Journal of Veterinary Sciences Vol. 17, No. 1 207–214.

Downloads

Published

2018-12-31

Issue

Section

Articles