Cost Minimization Analysis (CMA) Antibiotika Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di RSUD Kota Samarinda

Authors

  • Siti Sulaeha Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Mirhansyah Ardana Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Nurul Annisa Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.30872/mpc.v8i.232

Keywords:

ISK, Antibiotika, Farmakoekonomi, CMA

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu istilah yang menggambarkan adanya infeksi melibatkan saluran kemih yang umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Penggunaan antibiotika pada pasien yang berbeda dapat memberikan biaya yang berbeda beda juga,  dimana dengan biaya yang telah dikeluarkan tersebut belum tentu menjamin efektivitas kesembuhan pasien. Penelitian ini  bertujuan untuk menganalisis biaya yang dikeluarkan dan efektivitas penggunaan antibiotika ISK menggunakan analisis Farmakoekonomi dengan metode Cost Minimization Analysis (CMA). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dan dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medik pasien ISK di RSUD Kota Samarinda periode Januari 2017 - Juni 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa antibiotika pasien ISK yang paling banyak digunakan adalah seftriakson dan siprofloksasin, analisis menunjukkan bahwa biaya perawatan pasien dengan seftriakson sebesar Rp.3.600.138,- dan siprofloksasin sebesar Rp.3.635.140,-. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan cenderung sama, maka dibutuhkan evaluasi ekonomi lain untuk menilai ke efektivan antibiotika dengan metode Cost Effective Analysis (CEA).

References

[1] Flores, Ana, L, and Walker, N. Jennifer. 2015. Urinary Tract Infections: Epidemiology, Mechanisms of Infection and Treatment Options. Macmillan Publishers Limited. Vol 13, No.1.

[2] WHO. 2001. WHO Model Prescribing Information: Drugs Used in Bacterial Infection. Geneva: WHO Press.

[3] Purnomo H. 2007. Dasar-Dasar Urologi, Edisi ke 2. Sangung Seto: Jakarta.

[4] Menkes RI. 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.

[5] Seputra, Kurnia. 2015. Guideline: Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria Edisi ke-2 Tahun2015. Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI): Jakarta.

[6] Heisler, Christine, A., et al. 2008. Urinary Tract Infection in the Adult Female Pathophysiology, Evaluation, and Treatment. Fellows Lecture Series Journal of Pelvic Medicine & Surgery Volume 14, Number 1.

[7] Gibson, John. 2003. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

[8] Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. Kemenkes RI: Jakarta.

[9] Triono, Afif dan Purwoko, Akhmad. 2012. Efektivitas Antibiotik Golongan Sefalosporin dan Kuinolon Terhadap Infeksi Saluran Kemih. Jurnal Mutiara Medika. Vol 12, No 1, hal 6-11.

[10] Inggrid, R.,R., Citraningtyas, G., & Jonly, P., U. 2018. Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Infeksi Saluran Kemih Menggunakan Antibiotik Seftriakson dan Siprofloksasin di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 7 No. 3.

Downloads

Published

2018-12-31

Issue

Section

Articles