Identifikasi Metabolit Sekunder Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis Pontianak (Citrus nobilis Lour.) Menggunakan Metode Ekstraksi Microwave Hydrodistillation

Identification of Secondary Metabolites of Essential Oil Sweet Orange Pontianak Peel (Citrus nobilis Lour.) Using Microwave Hydrodistillation Extraction Method

Authors

  • Dinda Hariyanti Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Author
  • Fajar Prasetya Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Author
  • Vita Olivia Siregar Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.30872/mpc.v17i.37

Keywords:

jeruk manis pontianak (Citrus nobilis Lour.), minyak atsiri, skrining fitokimia

Abstract

Jeruk manis pontianak (Citrus nobilis Lour.) merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman holtikultura di Kalimantan Barat, Pontianak. Umumnya, kulit jeruk di Indonesia hanya dibuang begitu saja padahal kulit jeruk memiliki banyak khasiat terlebih jika diolah menjadi minyak atsiri. Senyawa yang terkandung dalam kulit jeruk bermanfaat dalam bidang kesehatan yaitu sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, antiaging, dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang diekstraksi dengan metode microwave hydrodistillation. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah analisis fitokimia. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak diperoleh dengan ekstraksi microwave hydrodistillation. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang dihasilkan kemudian dilakukan uji skrining fitokimia. Hasil uji skrining fitokimia didapatkan hasil bahwa minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, dan alkaloid, sedangkan hasil negatif mengandung senyawa steroid

References

A. Mardiyah, Y. Alamsyah, dan Kornialia. 2017. Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans. J. B-Dent, vol. 4, no. 1, hal. 1–8.

Hidayati. 2012. Distilasi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Pontianak Dan Pemanfaatannya Dalam Pembuatan Sabun Aromaterapi. Biopropal Ind., vol. 3, no. 2, hal. 39–49.

D. R. Febrianti, Y. Susanto, R. Niah, dan S. Latifah. 2019. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Jeruk Siam Banjar (Citrus reticulata) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. J. Pharmascience, vol. 6, no. 1, hal. 10.

O. E. Puspa, I. Syahbanu, dan M. A. Wibowo. 2017. Uji Fitokimia dan Toksisitas Minyak Atsiri Daun Pala (Myristica fragans Houtt) Dari Pulau Lemukutan. J. Kim. Khatulistiwa, vol. 6, no. 2, hal. 1–6.

Ni Wayan Martiningsih dan Ida Ayu Putu Suryanti. 2017. Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antijamur Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum sp.). Senari, hal. 631–636.

L. N. Hanifa, S. I. Gama, dan L. Rijai. 2019. Kandungan Metabolit Sekunder Tempe Kacang Merah (Phaseolus vulgaris). Proceeding Mulawarman Pharm. Conf., vol. 10, hal. 122–125.

R. Wirawan, M. A. Wibowo, Mahyarudin, dan S. Rahmayanti. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. var. microcarpa) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis. J. Cerebellum, vol. 4 (2), hal. 1025–1036.

Downloads

Published

2025-02-01

Issue

Section

Articles