Aktivitas Antibakteri Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis

Authors

  • Jeryanti Tandi Datu Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Author
  • Nur Mita Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Author
  • Rolan Rusli Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Author https://orcid.org/0000-0003-1264-5933

DOI:

https://doi.org/10.30872/mpc.v1i.20

Keywords:

antibacterial activity, agar diffusion, averrhoa bilimbi L., pseudomonas aeruginosa, staphylococcus epidermidis

Abstract

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penyakit alergi pada kulit seperti ruam pada wajah, bisul dan jerawat. Zat aktif yang terkandung dalam tanaman tersebut antara lain flavonoid, tannin dan saponin  yang berkhasiat sebagai antibakteri. Oleh karena itu, dilakukan uji aktivitas antibakteri dari sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan konsentrasi 25%, 37,5%, 50%, 62,5% dan 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah belimbing wuluh memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Konsentrasi terbaik dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis adalah 75 %. Potensi antibakteri sari buah belimbing wuluh terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis adalah sangat signifikan terhadap kontrol positif amoksisilin.

References

[1] Nursanty, Risa dan Zumaidar. 2010. Potensi Antibakteri Beberapa Tumbuhan

Obat Tradisional. Jurnal Biologi Edukasi 2 (3): 1.

[2] Wijayakusuma, Hembing. 2008. Ramuan Herbal Penurun Kolesterol. Pustaka

Bunda: Jakarta.

[3] Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti:

Bandung.

[4] Jawetz, dkk. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

[5] Anonim. 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Binarupa

Aksara: Jakarta.

[6] Radji, M. 2011. Mikrobiologi. Buku Kedokteran ECG: Jakarta.

Downloads

Published

2025-02-01

Issue

Section

Articles