Standarisasi Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.) Asal Kalimantan Timur

Authors

  • Aditya Fridayanti Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Yurika Sastyarina Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Herman Herman Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Agung Rahmadani Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Ganjar Firmansyah Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Tri Woro Widyanti Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Yuspian Nur Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Hadi Kuncoro Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author https://orcid.org/0000-0002-3406-522X
  • Enggar Wijayanti Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional Kementerian Kesehatan Author

DOI:

https://doi.org/10.30872/mpc.v6i.132

Keywords:

Bawang tiwai, Eleutherine americana (Aubl.) Merr., standarisasi

Abstract

Telah dilakukan standarisasi pada ekstrak etanol umbi bawang tiwai  (Eleutherine americana (Aubl.). Merr). Hasil pengujian parameter spesifik menunjukkan organoleptik ekstrak kental, berwarna merah, tidak berbau dan memiliki rasa sedikit pahit, dengan kandungan senyawa larut air 25,36 ± 1,61 (%) dan senyawa larut etanol 11,52±1,87 (%) serta hasil kandungan senyawa marker ekstrak 0,002/g. Hasil pengujian parameter non spesifik ekstrak etanol 96% umbi bawang tiwai menunjukkan kadar abu total 0,90±0,35 (%), kadar abu tidak larut asam 0,78±0,25 (%), bobot jenis 0,9437±0,0012, kadar air 5,28±0,14%, sisa pelarut 1,019345±0,0001626% dan kadar fenol total 163,43 ppm. Pada ekstrak terdapat cemaran bakteri 3,5 x 104 koloni/gram dan cemaran kapang khamir sejumlah 3,0 x 103 koloni/gram. Pengujian cemaran logam berat diperoleh kadar timbal 0,0105 mg/mL, kadmium 0,0318 mg/L dan arsen 0,0412 mg/L. Pengujian residu pestisida negatif pada golongan klorin, organo fosfat dan karbamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak memenuhi persyaratan umum obat yang dibuat oleh bahan alam.

References

[1]. Departemen Kesehatan RI., 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi Kesatu. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

[2]. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta

[3]. Departemen Kesehatan RI. 2014. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta

[4]. Heron M., 2016. Deaths Leading Causes for 2013. Natl Vital Stat Rep. 65(2):1-14

[5]. Paramapojna S, Ganzerab M, Gritsanapana W, Stuppnerb H (2008) Analysis of naphthoquinone derivatives in the Asian medicinal plant Eleutherine americana by RP-HPLC and LCMS. J. Pharm. Biomed 47:990-993

[6]. Saifudin A., Rahayu dan Teruna. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Graha Ilmu.Yogyakarta

[7]. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta

[8]. WHO Traditional Medicine Strategy 2014-2023. (2013). Geneva, World Health Organization.

[9]. Widyati TW., 2011. Efek Ekstrak Umbi Bawang Tiwai Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Skripsi. Universitas Mulawarman

Downloads

Published

2025-02-01

Issue

Section

Articles