Analisis Kebutuhan Informasi Obat Pada Pasien Geriatri Dengan Diabetes Mellitus Di Kota Samarinda
DOI:
https://doi.org/10.30872/mpc.v7i.248Keywords:
pelayanan, informasi obat, penggunaan obat, in depth interviewAbstract
Pada pasien diabetes mellitus sering terjadi polifarmasi hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat, kerentanan deprsi, gangguan kongnitif, risiko hipoglikemia dan risiko terjatuh pada kelompok geriatri. Pada kelompok geriatri penggunan obat harus dipertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul diantaranya adalah kemampuan untuk mengurus diri, sering lupa instruksi pengobatan, mengalami tremor dan gangguan visual. Hal ini yang dapat menyulitkan pasien untuk menggunakan obat secara tepat sesuai dengan instruksi tenaga. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskritif non experimental dengan pengambilan data pasien geriatri diabetes mellitus secara prospektif di Apotek Instalasi Rawat Jalan RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dan Apotek Instalasi Rawat Jalan RS Islam Samarinda. Penelitian ini dibagi dua tahap yaitu tahap kualitatif dan kuantitati. Pada tahap kualitatif dengan melakukan wawancara in depth interview dan tahap kuantitatif dengan menyebarkan kuisioner. Hasil penelitian pada tahap kualitatif menunjukan beberapa kebutuhan pelayanan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien geriatri diabetes diantaranya yaitu: (1) penulisan etiket yang ditulis dengan jelas dan besar; (2) menuliskan kegunaan obat;(3) menyampaikan dengan jelas cara penggunaan obat; (4) membuatkan catatan kecil kapan mengunakan obat dan cara penggunaanya; (5) menyampaikan efek samping obat-obat. Pada Tahap kuantitatif diperoleh data persentase penulisan etiket 68, 98%; kegunan obat 57,89%; cara penggunaan obat 55,79%; catatan kecil 45,67%; efek samping obat 37, 65%. %. Kebutuhan pelayanan informasi obat pada pasien diabetes mellitus bahwa penulisan etiket yang jelas dan besar merupakan kebutuhan terpenting
References
1. American Diabetes Association. 201. Definition and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
2. Ham RJ, dkk. 2007. Primary Care Geriatrics A Case-Based Approach Fifth Edition. Elsevier Mosby. USA. Hlm 485-492.
3. Springhouse. 1999. Handbook of Geriatric Nursing Care. Lippincott Williams & Wilkins. USA. Hlm 215.
4. Kurniawan I. 2010. Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Usia Lanjut. Dalam: Majalah Kedokteran Indonesia. IDI. Jakarta. Hlm 595-696.
5. Martono. H., Pranaka K. 2014. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi ke-5. Badan Penerbit FKUI. Jakarta
6. PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia : Jakarta.
7. John MF. 2007. Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis, Cara Skrining dan Alogaritme Penatalaksanaan DiabetesMellitus Tipe 2. Dalam: Endkrinologi Klinik. Editor: Sri Hartini, dikk. PII Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unpad : Bandung.
8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia: Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek> Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/XI/2004.
9. Caspersen CJ, Powell KE, Christenson GM. Physical activity, Exercise and Physical fitness: Definition and districtions for Health-Related Research. Public Health Research. 1985 March-April; 100 (2) : 126-9.
10. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. Pharmaceutical Care Practice. New York: McGraw-Hill; 1998.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Dewi Rahmawati (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.