Kajian Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra (SMC)
DOI:
https://doi.org/10.30872/mpc.v6i.63Keywords:
Gagal Ginjal Kronik (GGK), DRP’s Interaksi, pola pengobatanAbstract
Gagal ginjal gronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan yang bersifat persisten dan menetap. Pasien gagal ginjal kronik umumnya disertai dengan penyakit penyerta lain sehingga meningkatkan kompleksitas pengobatan dan meningkatnya jumlah penggunaan obat yang juga akan meningkatkan potensi Drug Related Problems (DRP’s). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pola pengobatan dan mengidentifikasi DRP’s pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra (SMC). DRP’s yang diidentifikasi adalah interaksi obat potensial. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Populasi penelitian adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra (SMC) periode Januari 2017- Agustus 2017 dan diperoleh 21 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal kronik didominasi oleh perempuan 61,91%, pada kelompok usia 46 – 55 tahun (lansia awal) 57,14 %. Penyakit penyerta terbanyak adalah Diabetes Melitus 30,76%. Jumlah penggunaan obat responden umumnya menggunakan 6 – 10 obat sebanyak 10 pasien (47,62 %) dengan penggunaan terbanyak obat sistem kardiovaskular 31,66%. DRP’s yang ditemukan yaitu interaksi obat, berdasarkan dengan presentase tingkat keparahan yaitu mayor 1,72%, moderate 53,45 dan minor 44,82%.
References
[1]. Kidney Disease Outcome Quality Initiative (KDOQI). 2002. KDOQI Clinical Practice Guidlines for Chronic Kidney Disease : Evaluation, Classification, and Stratification. AM Kidney Disease Suppl .
[2]. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional.
[3]. Indriani, 2013. Evaluasi Masalah Terkait Obat pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik Di RSUP Fatmawati Jakarta. Universitas Indonesia. Jakarta. Vol 3 (1).
[4]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. .2009. Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI. Jakarta
[5]. Sukandar, E.Y., dkk. 2013. ISO Farmakoterapi Buku 2. ISFI Penerbitan. Jakarta
[6]. Mahmoud, M. A. 2008. Drug Therapy Problems and Quality of Life in Patients with Chronic Kidney Disease. Thesis. University Sains Malaysia.
[7]. Pranandari, Restu dan Supadmi, Woro. 2015. Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUD Wates Progo. Majalah Farmasi, vol.11 No.2.
[8]. Price SA dan Wilson LM. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi Vol. 2. EGC. Jakarta.
[9]. Supadmi, Woro. 2011. Evaluasi Penggunaan Obat Anti Hipertensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 1 No.1.
[10]. Kappel, J dan Calissi,P. 2002. Nephrologhy 3. Safe drug Prescribing for Patients With Renal Insufficiency. Canadian Medical Assosiation Journal 1 (4).
[11]. Hansten PD, Horn JR. 2009. Drug interactions and updates. 7th ed. WA Aplied Therapeutics Inc: Vancouver.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fatma Sari, Nurul Annisa, Laode Rijai (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.