Identifikasi Metabolit Sekunder, Uji Toksisitas dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Gamal (Gliricidia sepium)

Authors

  • Ninin Kartika Ulfa Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Aditya Fridayanti Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Vina Maulidya Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author
  • Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia Author https://orcid.org/0000-0002-1087-1112

DOI:

https://doi.org/10.30872/mpc.v4i.144

Keywords:

Gliricidia sepium, metabolit sekunder, Toksisitas, BSLT, Antioksidan, DPPH

Abstract

Gliricidia sepium merupakan tanaman dari famili Fabaceae yang secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat luar ruam  kulit, demam, dan gangren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder, untuk mengetahui toksisitas dan aktivitas antioksidan dari ekstrak daun gamal (G. sepium). Hasil skrining fitokimia pada ekstrak etanol positif mengandung alkaloid, saponin, fenolik, tanin, dan steroid. Pada fraksi n-heksan positif mengandung alkaloid dan steroid serta pada fraksi etil asetat positif mengandung alkaloid, saponin, fenolik, dan tanin. Metode uji toksisitas yang digunakan adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan penentuan nilai LC50  menggunakan analisa probit. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai LC50  ekstrak etanol 409.5 ppm, fraksi n-heksan 350.63 ppm  dan fraksi etil asetat 463.15 ppm. Metode uji aktivitas antioksidan yang digunakan adalah metode peredaman DPPH. Berdasarkan uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi diperoleh hasil nilai IC50 ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat berturut-turut adalah 350.1 ppm, 784,98 ppm dan 166,6 ppm. Dari data tersebut dapat ditafsirkan bahwa fraksi etil asetat mempunyai aktivitas antioksidan lebih baik.

References

Green, R.J., 2004, AntioxidantActivity of Peanut Plant Tissues. Thesis. North Caroline State University. Department of Food Science, Raleigh.

Karadag, A., Ozcelik, B. and Saner, S., 2009, Review of Methods to Determine Antioxidant Capacities. Food Anal. Methods. 2. 41-60.

Orwa C., Mutua A., Kindt R.S, Jamnadass R., dan Anthony S., 2009, Agroforestree Database: a tree reference and selection guide version 4.0. World Agroforestry Centre. Kenya.

Ozyurt M, Tekgunduz A, Karagoz B, Bilgis O, Bilekli F., 2008, Febril neutropenia etiology in a hematology department. Europe Journal General Medicine Vol. 5(4); 228-231.

Ramdhini, R. N., 2010, Uji Toksisitas Terhadap Artemia Salina Leach. dan Toksisitas Akut Komponen Bioaktif Pandanus Conoideus Var. Conoideus Lam. sebagai Kandidat Antikanker. Thesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setiana, A., 2011, Pembentukan Senyawa Alkaloid Dan Terpenoid. Universitas Muhammadiyah. Sukabumi.

Yuhernita dan Juniarti. 2011, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Metanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. Jurnal Makara Sains, vol. 15, no. 1: 48-52.

Downloads

Published

2025-02-01

Issue

Section

Articles