Pengaruh Penggunaan Leaflet terhadap Pengetahuan Swamedikasi Mahasiswa Di Universitas Mulawarman
DOI:
https://doi.org/10.30872/mpc.v8i.229Keywords:
Swamedikasi, Pengetahuan, Leaflet, EdukasiAbstract
Mahasiswa merupakan kalangan pelajar yang berpendidikan tinggi serta mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih luas jika dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dapat menimbulkan kecenderungan untuk lebih sering melakukan swamedikasi daripada orang lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh leaflet terhadap tingkat pengetahuan swamedikasi pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Metode pengambilan data dilakukan secara prospektif dengan cara Purposive Sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan tentang swamedikasi dan leaflet sebagai media edukasi. Disimpulkan bahwa hasil pretest mahasiswa kesehatan angkatan 2016 adalah 12,27 dan posttest 16,06 (P-value 0,000), untuk angkatan 2017 memiliki hasil pretest 11,73 dan posttest 15,00 (P-value 0,000) sedangkan mahasiswa non kesehatan angkatan 2016 mempunyai nilai pretest sebesar 15,07 dan posttest 16,50 dan memiliki P-value 0,000 sedangkan untuk angkatan 2017 dengan hasil pretest 14,57 dan posttest 16,53 (P-value 0,000). Masing-masing mahasiswa dari fakultas kesehatan dan non kesehatan mengalami perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan setelah diberikan leaflet karena memiliki P-value >0,005.
References
[1] Nur,Aini, Harahap, Khairunnisa, Juanita, Tanuwijaya.2017.Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis (p- ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435)
[2] Pratiwi Puji Ningrum, Liza Pristianty, Gusti Noorrizka Anila Impian. 2014. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid Oral pada Etnis Thionghoa di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 36-40
[3] Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta.
[4] Muharni, S., Fina, A., dan Maysharah, M. (2015). Gambaran Tenaga Kefarmasian dalam Memberikan Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek-Apotek Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Jurnal Sains Farmasi & Klinis.
[5] Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
[6] Sharif, Suleiman I. 2014. Self- Medication Among Non- Healthcare Students Of University Of Sharjah, UAE. Unit Emirat Arab: Sharjah University
[7] Sharif, Suleiman I. 2015. Self-Medication Practice Among Pharmacists in UAE. Unit Emirat Arab: Sharjah University.
[8] Azali, Lalu M Panji. 2014. Perbandingan Gambaran Perilaku Self Medication Pada Mahasiswa Semester 8 Program Studi Ilmu Keperawatan, Kedokteran Gigi, Dan Farmasi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
[9] Wawan A, Dewi M, 2010, Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, SikapDan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.
[10] Da Silva M.G.C., Soares M.C.F., Mucillo-Baisch A.L., 2012,Self-Medication In University Students From the City of Rio Grande, Brazil. BMC Public Health, 12:339.
[11] Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p32
[12] WHO; 2014 Maternal Mortality: World Health Organization.
[13] WHO. 2013. Antibiotic Resistance Threats in the United States. USA: US Department of Health and Human Services. USA: World Health Organization.
[14] Ambwani, S. & Mathur, A.K., 2006. Rational drug use (Chapter-2). Health Administrator. 19(1): 5-7.
[15] Kristina, dkk., 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional pada Masyaarkat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten sleman.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Lefinia Putri Pirade, Welinda Dyah Ayu, Jaka Fadraersada (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.